Kamis, 17 April 2014

Pembelajaran Micro

Keterampilan Variasi Stimulus


A. Pengertian Variasi
Sacara leksikal, variasi diartikan sebagai lain dari pada biasa, yaitu perbedaan memvariasikan berarti berubah-ubah dari bentuk supaya lain dari yang ada atau yang biasa.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus terampil memvariasikan tindakan dan perbuatannya dikelas agar siwa tidak merasa bosan mengikuti pelajaran.
Jadi makna variasi disini adalah perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.
Memberi variasi dalam proses pembelajaran merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh guru, karena banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak guru memberi variasi dalam mengajar, semakin berhasillah pengajarannya. Sebaliknya guru yang terus-menerus mengajar dengan ceramah dari awal sampai akhir akan menimbulkan kebosanan bagi siswa.
B. Tujuan Mengadakan Variasi
Faktor kebosanan yang dirasakan oleh siswa dalam proses belajar mengajar yaitu proses pembelajaran yang menoton artinya guru dalam mengajar dari awal hingga akhir hanya memberi ceramah. Dalam hal ini, variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk:
a.       Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan.
b.      Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran.
c.       Memupuk prilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran.
d.      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
e.       Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
C. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga komponen yaitu: variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media dan variasi pola interaksi.
Ketiga jenis komponen variasi tersebut mempunyai prinsip dan tujuan masing-masing. Berikut ini di uraikan secara jelas ketiga jenis komponen variasi tersebut.
C.1 Variasi gaya mengajar
Agar tidak terjadi kebosanan pada peserta didik dalam belajar, maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajarnya, yang mana dalam memberi variasi gaya mengajar diantaranya: variasi dalam suara, variasi kesenyapan, variasi dalam bentuk gerak badan dan mimik, variasi dalam pergantian posisi dalam kelas, variasi pemusatan dan variasi kontak pandang.
C.1.1 Suara guru (teacher voice)
Suara guru dapat dikatakan faktor yang sangat penting didalam kelas karena sebagian besar kegiatan dikelas akan bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan.
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dari intonasi, volume, nada dan kecepatan.
C.1.2 Pemusatan perhatian
Dalam mengajar guru sering menginginkan agar siswa memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai dengan isyarat atau gerakan seperlunya.
Teknik pemusatan ini digunakan untuk mengarahkan atau memusatkan perhatian siswa pada suatu persoalan dalam kegiatan pembelajaran. Jenisnya ada dua macam yaitu: pemusatan verbal dan pemusatan non verbal.
Pemusatan verbal berupa ucapan guru yang singkat tetapi mempunyai pengaruh yang besar. Pengaruh tersebut dapat mendorong atau memacu kedepan tetapi dapat pula menghentikan suatu aktivitas siswa. Misalnya: “dengarkan baik-baik”.
Pemusatan non verbal berupa tindakan atau perbuatan guru, misalnya: menggerak-gerakan tangan, tersenyum, mengerut dahi, menunjuk. Contoh: sambil menunjuk kegambar guru berkata “lihat gambar itu”.
C.1.3 Pemberian waktu/ kesenyapan (pausing)
Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu.
Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap/diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa kembali mengingat informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab petanyaan guru dengan baik dan tepat.
C.1.4 Kontak pandang (eye contact)
Bila guru yang sedang berbicara/ berintraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. Hal tersebut mencerminkan keakraban hubungan antara guru dan siswanya ketika mendengarkan hal tersebut berbicara menunjukkan sikap penuh perhatian terhadap masalah yang dibicarakan.
C.1.5 Gerakan badan dan mimik
Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif, variasi mimik dan gerakan badan yang dilakukan secara tepat dapat mengkomunikasikan pesan secara leih efektif dibandingkan dengan bahasa yang bertele-tele. Mimik dengan gerakan badan yang dapat divariasikan antara lain:
a.       Ekspresi wajah: tersenyum, mengerutkan dahi, mengangkat alis, cembrut, tertawa.
b.      Ekspresi kepala: menggeleng, mengangguk, tegak/ mengangkat kepala, menunduk.
c.       Ekspresi tangan: mengangkat tangan, mengacungkan jempol, mengepal tinju untuk menegaskan, tepuk tangan.
d.      Eksperi bahu: mengangkat bahu.
e.       Ekspresi badan secara keseluruhan: berdiri kaku, bersikap santai, gerak mendekati atau menjauhi.
Yang perlu diingat adalah bahwa gerakan badan dan mimik tersebut harus sesuai dengan pembawaan guru sendiri, tujuan yang ingin disampaikan, serta latar belakang sosial budaya didaerah tersebut. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati mengekspresikan mimik dan gerakan badan ini.  
f.       Perubahan posisi guru
Pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran didalam kelas, biasakan bergerak bebas tidak kikuk atau kaku dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada bebrapa yang perlu diperhatikan:
·         Biasakan bergerak bebas didalam kelas,
·         Jangan biasakan menerangkan sambil menulis menghadap kepapan tulis,
·         Jangan biasakan menerangkan dengan arah pandangan kearah langit, kearah lantai, ataupun keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas,
·         Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang kearah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.
Variasi dalam prubahan posisi guru hendaknya dilakukan secara wajar, maksudnya tidak berlebihan, karena dilakukan secara berlebihan anak didik bisa menjadi bingung dan dapat mengganggu proses belajar anak.  
C.2 Variasi media dan bahan  ajaran
Tiap peserta didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatan, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang labih enak atau senang membaca, ada yang lebih senang mendengar dulu baru membaca, dan ada yang sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media adalah wahana menyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Kelemahan indra yang dimiliki tiap peserta didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara terlebih dahulu, kemudisan menulis dipapan tulis, dilanjutkan dengan melihat contohj konkrit. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap peserta didik. Yang mana media mempunyai pranan yang penting dan proses belajar mengajar yang tidak bisa ditinggalkan, karena media dapat:
1. Menghemat waktu belajar
2. Memudahkan pemahaman
3. Meningkatkan perhatian siswa
4. Meningkatkan aktivitas siswa,
5. Mempertinggi daya ingat siswa.
a. Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajar khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV, radio, tape recorder, gambar grafik, model, dokumentasi, dan lain-lain. 
b. Variasi media dengar
Pada umumnya proses belajar mengajar dikelas, suara guru adalah alat utama dalam berkomunikasi, variasi dalam penggunaan media sangat memerlukan saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai untuk itu, diantaranya ialah pembicaraan peserta didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rek suara ikan lumba-lumba, yang semua itu dapat memiliki relevansi dengan pengajaran.
c. Variasi media taktil
Komponen terakhir dari keterampilan menggunakan variasi media dan bahan ajar adalah penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada peserta didik dan memanipulasi benda atau bahan ajar. Dalam hal ini akan melibatkan peserta didik dalam kegiatan menyusun pembuatan model, yang hasilnya dapat disebut sebagai media taktil.
C.3. Variasi pola interaksi
Yang dimaksud dengan variasi intraksi adalah frekuensi atau banyak sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa secara tepat. Mengajar bukanlah menuangkan seperangkat pengetahuan kepada sesuatu yang mati. Siswa bukanlah kaleng yang kosong melainkan sesuatu yang hidup dan dinamis serta penuh emosi. Siswa berintraksi terhadap lingkunga tidak hanya secara intelektual tetapi secara fisik,emosional dan sosial.
Sudah sewajarnya dalam pergaula antara individu didalam kelas akan tercipta bentuk saling aksi dan mereaksi yang disebut intraksi edukatif. Dalam interaksi edukatif diharapkan semua yang terbuat di dalamnya berperan aktif sehingga tercipta komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
Ada tiga macam interaksi, yaitu:
a.    Interaksi guru dengan kelompok siswa
Pola ini dalam kegiatan pembelajaran di dominasi oleh guru, sehingga bersifat”teacher centered” gaya interksi ini misalnya guru berceramah untuk seluruh kelas bukan kepada individu tertentu. Pola ini juga merupakan pendahuluan bahan pengajaran baru untuk merangsang perhatian murid. Cara ini dimaksutkan agar murid menyadari betapa terbatasnya pengetahuan mereka tentang suatu masalah tertentu.
Pembicaraan di kelas ini memberikan manfaat kapada pengajar karena itu dapat menjajaki sejauh mana murid telah mengetahuai hal yang akan diajarka. Selanjutnya ia dapat menentukan, dari mana serta sampai berapa dalam ia akan membahas bahan pengajaran yang bersangkutan.
b.    Interaksi guru-siswa
Dalam interaksi guru-siswa ini, pertanyaan ataupun penjelasan guru langsung diarahkan kepada individu siswa tertentu dan interaksi yang terjadi bersifat dua arah. Pola interaksi ini digunakan jika siswa tertentu telah ditugasi membaca buku di dalam atau di luar jam pelajaran. Untuk itu guru telah menyiapkan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan isi buku yang dibaca ini. Guru langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
c.    Interaksi siswa-siswa.
Pola ini bersifat “student centered” sesudah memberikan pengarahan, guru melontarkan masalah keseluruh kelas agar terjadi diskusi antara siswa untuk memecahkan masalah. Bentuk diskusi yang kecil atau secara berpasangan.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar