A. Pengertian Variasi
Sacara leksikal, variasi diartikan sebagai
lain dari pada biasa, yaitu perbedaan memvariasikan berarti berubah-ubah dari
bentuk supaya lain dari yang ada atau yang biasa.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus
terampil memvariasikan tindakan dan perbuatannya dikelas agar siwa tidak merasa
bosan mengikuti pelajaran.
Jadi makna variasi disini adalah perbuatan
guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan
siswa sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
keantusiasan, serta berperan secara aktif.
Memberi variasi dalam proses pembelajaran
merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh guru, karena banyak
penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak guru memberi variasi dalam
mengajar, semakin berhasillah pengajarannya. Sebaliknya guru yang terus-menerus
mengajar dengan ceramah dari awal sampai akhir akan menimbulkan kebosanan bagi
siswa.
B. Tujuan Mengadakan Variasi
Faktor kebosanan yang dirasakan oleh siswa
dalam proses belajar mengajar yaitu proses pembelajaran yang menoton artinya
guru dalam mengajar dari awal hingga akhir hanya memberi ceramah. Dalam hal
ini, variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk:
a.
Meningkatkan perhatian peserta
didik terhadap materi standar yang relevan.
b.
Memberikan kesempatan bagi
perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran.
c.
Memupuk prilaku positif peserta
didik terhadap pembelajaran.
d.
Memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuannya.
e.
Memberi pilihan dan fasilitas
dalam belajar individual.
C. Komponen-komponen Keterampilan
Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan pembelajaran terdiri
dari tiga komponen yaitu: variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media dan
variasi pola interaksi.
Ketiga jenis komponen variasi tersebut
mempunyai prinsip dan tujuan masing-masing. Berikut ini di uraikan secara jelas
ketiga jenis komponen variasi tersebut.
C.1 Variasi gaya mengajar
Agar tidak terjadi kebosanan pada peserta
didik dalam belajar, maka guru dapat melakukan variasi dalam gaya mengajarnya,
yang mana dalam memberi variasi gaya mengajar diantaranya: variasi dalam suara,
variasi kesenyapan, variasi dalam bentuk gerak badan dan mimik, variasi dalam
pergantian posisi dalam kelas, variasi pemusatan dan variasi kontak pandang.
C.1.1 Suara guru (teacher
voice)
Suara guru dapat dikatakan faktor yang
sangat penting didalam kelas karena sebagian besar kegiatan dikelas akan
bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan.
Variasi suara adalah perubahan suara dari
keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi
lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan
pada kata-kata tertentu.
Suara guru pada saat menjelaskan materi
pelajaran hendaknya bervariasi, baik dari intonasi, volume, nada dan kecepatan.
C.1.2 Pemusatan perhatian
Dalam mengajar guru sering menginginkan agar
siswa memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini dapat
dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus disertai
dengan isyarat atau gerakan seperlunya.
Teknik pemusatan ini digunakan untuk
mengarahkan atau memusatkan perhatian siswa pada suatu persoalan dalam kegiatan
pembelajaran. Jenisnya ada dua macam yaitu: pemusatan verbal dan pemusatan non
verbal.
Pemusatan verbal berupa ucapan guru yang
singkat tetapi mempunyai pengaruh yang besar. Pengaruh tersebut dapat mendorong
atau memacu kedepan tetapi dapat pula menghentikan suatu aktivitas siswa.
Misalnya: “dengarkan baik-baik”.
Pemusatan non verbal berupa tindakan atau
perbuatan guru, misalnya: menggerak-gerakan tangan, tersenyum, mengerut dahi,
menunjuk. Contoh: sambil menunjuk kegambar guru berkata “lihat gambar itu”.
C.1.3 Pemberian waktu/
kesenyapan (pausing)
Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara
tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu.
Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat
yang baik untuk menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap/diamnya guru
secara tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa
yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa
alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan
supaya siswa bisa kembali mengingat informasi-informasi yang mungkin ia hafal,
sehingga bisa menjawab petanyaan guru dengan baik dan tepat.
C.1.4 Kontak pandang (eye contact)
Bila guru yang sedang berbicara/ berintraksi
dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat
kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka.
Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk
mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. Hal tersebut mencerminkan keakraban
hubungan antara guru dan siswanya ketika mendengarkan hal tersebut berbicara
menunjukkan sikap penuh perhatian terhadap masalah yang dibicarakan.
C.1.5 Gerakan badan dan mimik
Mimik dan gerakan badan merupakan alat
komunikasi yang efektif, variasi mimik dan gerakan badan yang dilakukan secara
tepat dapat mengkomunikasikan pesan secara leih efektif dibandingkan dengan
bahasa yang bertele-tele. Mimik dengan gerakan badan yang dapat divariasikan
antara lain:
a.
Ekspresi wajah: tersenyum,
mengerutkan dahi, mengangkat alis, cembrut, tertawa.
b.
Ekspresi kepala: menggeleng,
mengangguk, tegak/ mengangkat kepala, menunduk.
c.
Ekspresi tangan: mengangkat
tangan, mengacungkan jempol, mengepal tinju untuk menegaskan, tepuk tangan.
d.
Eksperi bahu: mengangkat bahu.
e.
Ekspresi badan secara
keseluruhan: berdiri kaku, bersikap santai, gerak mendekati atau menjauhi.
Yang perlu diingat adalah bahwa gerakan badan dan mimik
tersebut harus sesuai dengan pembawaan guru sendiri, tujuan yang ingin
disampaikan, serta latar belakang sosial budaya didaerah tersebut. Oleh karena
itu, guru harus berhati-hati mengekspresikan mimik dan gerakan badan ini.
f.
Perubahan posisi guru
Pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan
untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru dalam menyajikan
pelajaran didalam kelas, biasakan bergerak bebas tidak kikuk atau kaku dan
hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada bebrapa yang perlu diperhatikan:
·
Biasakan bergerak bebas didalam
kelas,
·
Jangan biasakan menerangkan
sambil menulis menghadap kepapan tulis,
·
Jangan biasakan menerangkan
dengan arah pandangan kearah langit, kearah lantai, ataupun keluar, tetapi
arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas,
·
Bila diinginkan untuk
mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang kearah
depan untuk mengetahui tingkah laku murid.
Variasi dalam prubahan posisi guru hendaknya
dilakukan secara wajar, maksudnya tidak berlebihan, karena dilakukan secara
berlebihan anak didik bisa menjadi bingung dan dapat mengganggu proses belajar
anak.
C.2 Variasi media dan bahan
ajaran
Tiap peserta didik mempunyai kemampuan indra
yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatan, demikian juga kemampuan
berbicara. Ada yang labih enak atau senang membaca, ada yang lebih senang
mendengar dulu baru membaca, dan ada yang sebaliknya. Dengan variasi penggunaan
media adalah wahana menyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Kelemahan indra yang dimiliki tiap peserta
didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara terlebih dahulu, kemudisan
menulis dipapan tulis, dilanjutkan dengan melihat contohj konkrit. Dengan
variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap peserta didik. Yang mana
media mempunyai pranan yang penting dan proses belajar mengajar yang tidak bisa
ditinggalkan, karena media dapat:
1. Menghemat waktu belajar
2. Memudahkan pemahaman
3. Meningkatkan perhatian siswa
4. Meningkatkan aktivitas siswa,
5. Mempertinggi daya ingat siswa.
a. Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan
sebagai penggunaan alat dan bahan ajar khusus untuk komunikasi, seperti buku,
majalah globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV, radio, tape
recorder, gambar grafik, model, dokumentasi, dan lain-lain.
b. Variasi media dengar
Pada umumnya proses belajar mengajar
dikelas, suara guru adalah alat utama dalam berkomunikasi, variasi dalam
penggunaan media sangat memerlukan saling bergantian atau kombinasi dengan
media pandang dan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar
yang dapat dipakai untuk itu, diantaranya ialah pembicaraan peserta didik,
rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rek
suara ikan lumba-lumba, yang semua itu dapat memiliki relevansi dengan
pengajaran.
c. Variasi media taktil
Komponen terakhir dari keterampilan
menggunakan variasi media dan bahan ajar adalah penggunaan media yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik dan memanipulasi benda atau bahan
ajar. Dalam hal ini akan melibatkan peserta didik dalam kegiatan menyusun
pembuatan model, yang hasilnya dapat disebut sebagai media taktil.
C.3. Variasi pola interaksi
Yang dimaksud dengan variasi intraksi adalah
frekuensi atau banyak sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan
siswa dengan siswa secara tepat. Mengajar bukanlah menuangkan seperangkat
pengetahuan kepada sesuatu yang mati. Siswa bukanlah kaleng yang kosong
melainkan sesuatu yang hidup dan dinamis serta penuh emosi. Siswa berintraksi
terhadap lingkunga tidak hanya secara intelektual tetapi secara fisik,emosional
dan sosial.
Sudah sewajarnya dalam pergaula antara individu
didalam kelas akan tercipta bentuk saling aksi dan mereaksi yang disebut
intraksi edukatif. Dalam interaksi edukatif diharapkan semua yang terbuat di
dalamnya berperan aktif sehingga tercipta komunikasi timbal balik antara guru
dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
Ada tiga macam interaksi, yaitu:
a.
Interaksi guru dengan kelompok siswa
Pola ini dalam kegiatan pembelajaran di
dominasi oleh guru, sehingga bersifat”teacher centered” gaya interksi ini
misalnya guru berceramah untuk seluruh kelas bukan kepada individu tertentu. Pola
ini juga merupakan pendahuluan bahan pengajaran baru untuk merangsang perhatian
murid. Cara ini dimaksutkan agar murid menyadari betapa terbatasnya pengetahuan
mereka tentang suatu masalah tertentu.
Pembicaraan di kelas ini memberikan manfaat
kapada pengajar karena itu dapat menjajaki sejauh mana murid telah mengetahuai
hal yang akan diajarka. Selanjutnya ia dapat menentukan, dari mana serta sampai
berapa dalam ia akan membahas bahan pengajaran yang bersangkutan.
b.
Interaksi guru-siswa
Dalam interaksi guru-siswa ini, pertanyaan ataupun penjelasan guru langsung
diarahkan kepada individu siswa tertentu dan interaksi yang terjadi bersifat
dua arah. Pola interaksi ini digunakan jika siswa tertentu telah ditugasi
membaca buku di dalam atau di luar jam pelajaran. Untuk itu guru telah
menyiapkan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan isi buku yang dibaca ini.
Guru langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
c.
Interaksi siswa-siswa.
Pola ini bersifat “student centered” sesudah
memberikan pengarahan, guru melontarkan masalah keseluruh kelas agar terjadi
diskusi antara siswa untuk memecahkan masalah. Bentuk diskusi yang kecil atau
secara berpasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar