BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain
penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama
proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel
yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2010).
Dalam
melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar
dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar
seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang
diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta
melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis yang dilakukan
untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat (Arifin, 2009: 127).
Metode
penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara
benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi
eksperimtal peneliti memanipulasi paling sedikit satu variable, mengontrol
variable lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu
atau lebih variable terikat.
Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu
dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen
eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat
eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah
penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain atau model penelitian
eksperimen.
Selanjutnya, untuk dapat lebih memahami mengenai penelitian
eksperimen, berikut disajikan makalah yang membahas mengenai desain penelitian
eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat diambil beberapa
rumusan masalah, diantaranya;
1. Apasajakah
komponen-kompenen yang terdapat dalam penelitian eksperimen ?
2. Bagaimanakah
model-model penelitian eksperimen
C. Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Sebagai bahan untuk memenuhi tugas
presentasi
2. Mengetahui
dan memahami desain penelitian eksperimen
3.
Mengetahui dan memahami komponen-komponen
dan model-model penelitian eksperimen.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini di
bagi menjadi dua, yakni manfaat teoritis dan
praktis. Adapun manfaat teoritis dari penulisan makalah ini adalah (a)
Mengetahui desain penelitian eksperimen,
komponen-komponen danmodel-model penelitian eksperiman, (b) sebagai penambah
wawasan dalam disiplin ilmu metode penelitian bahasa dan pengajarannya.
Sedangkan manfaat praktis makalah
ini adalah (a) sebagai sarana untuk belajar, (b) sebagai pemenuh tugas kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain Penelitian Eksperimen
1.
Komponen-Komponen
penelitian Ekserimen
Penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap
kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap
faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang
sistematis yang dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena
sebab akibat (Arifin, 2009: 127).
Metode
penelitian eksperimen merupakan penelitian yang berusaha untuk menentukan
apakah suatu treatment mempengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini
dapat dinilai dengan cara menerapkan treatment tertentu pada suatu
kelompok (kelompok treatment), dan tidak menerapkannya pada kelompok
lain (kelompok kontrol), lalu menentukan bagaimana dua kelompok tersebut
menentukan hasil akhir.
Finstrbusch dan
Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin (2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok
dikaji yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen
yaitu :
a.
Variabel kriteria (variabel tidak bebas "Y")
Variabel kriteria dalah variabel
yang terpengaruh oleh variabel bebas yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan
perlakuan eksperimen sehingga variabel kriteria dianggap yang paling utama dari
keberhasilan perlakuan. Pada eksperimen, perlakuan didesain secara teori
(pengujian. Eksperimen berlaku umum sedangkan action research tidak berlaku
umum, tapi merupakan kasus. Eksperimen dilakukan karena tuntutan yang
mengilhami treatment adalah veriabel kriteria misalnya, motivasi belajar,
keberhasilan, prilaku dll
b.
Perlakuan
(treatment)
Adalah sesuatu yang sengaja dirancang yang dikenakan
pada subjek sehingga variabel kriterion berubah dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1)
harus dirancang
berbasis teori dan boleh berasarkan empiris
2) perlakuan harus jelas beda dengan perlakuan yang sudah ada
3) perlakuan harus dirancang final; onsep dan pelaksanaanya tidak boleh diubah
ditengah jalan
4) dikenakan pada unit-unit; orang, butir tes, unit eksperimen, penskoran
c.
Desain (rancangan)
Adalah teknik pengaturan supaya dalam pengujian kita
dapat memastikan apakah dalam penilaian terjadi perubahan sebagai akibat dari
treatment. Desain pengaturan berbagai kondisi yang mengakibatkan treatmentnya
berubah. Ada 2 macam desain yaitu desain eksperimen dan desain perlakuan. Dalam
desain perlakuan ada rancangan sedangkan dalam desain eksperimen hasil
rancangan dideskripsikan.
d.
Instrumen
Harus ada alat ukur yang standar dan harus valid karena kita mengukur
e.
Monitoering
dan kontrol
Monitoring
atau kontrol digunakan untuk :
1)
menghindari
adanya kontaminasi antara subjek dan perlakuan
2) untuk menjamin perlakuan sesuai dengan rancangan desain
3) untuk mendeteksi adanya kontaminasi dan penyimpangan lain
2. Model-model Penelitian Eksperimen
a. Desain
Dengan Satu Variabel Bebas
Desain dengan satu variabel bebas, meliputi;
1)
Desain studi kasus sekali tes (one shot case study)
Desain studi kasus sekali test merupakan jenis desain
pre-eksperimen. Pada jenis ini tidak terdapat kelompok kontrol dan hanya satu
kelompok yang diukur dan diamati gejala-gejala yang muncul setelah diberi
perlakuan (postes). Desainnya sebagai berikut:
Perlakuan
|
Postes
|
X*
|
O*
|
2)
Desain pretes-postes
satu kelompok (One Group Pretes Postes Design)
Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk
pre-eksperimen. Pada desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal
subjek sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi
subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat
dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi,
2010:180-181).
Desainnya sebagai berikut;
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
O1
|
X
|
O2
|
Untuk penelitian-penelitian pendidikan yang menerapkan
metode pembelajaran, desain ini masih belum tepat karena perubahan atau
perbedaan skor antara pretes dan postes bisa jadi bukan karena disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan, tetapi karena faktor-faktor lain.
3)
Perbandingan
kelompok statik (static group comparison)
Perbandingan kelompok statik terdapat kelompok kontrol
selain kelompok eksperimen. Masing-masing kelompok tidak diberikan pretes untuk
mengetahui kondisi awalnya namun diberi postes untuk mengetahui gejala yang
terjadi setelah diberikan perlakuan.
Desainnya sebagai berikut:
Kelompok
|
Perlakuan
|
Postes
|
Eksperimen
|
X
|
O2
|
Kontrol
|
-
|
O2
|
Pada desain ini, kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuanX tetapi diberikan tes yang sama dengan tes yang diberikan pada
kelompok eksperimen kemudian hasil postes dibandingkan.
4) Desain
eksperimen, meliputi:
4.1. Desain postes
kelompok kontrol subjek random
Desain ini menggunakan pemilihan subjek secara acak
dan melibatkan dua kelompok subjek (kelompok eksperimen dan kontrol) tanpa
pretes. Desainnya adalah:
Kelompok
|
Perlakuan
|
Postes
|
|
(R)
|
Eksperimen
|
X
|
O2
|
(R)
|
Kontrol
|
-
|
O2
|
4.2. Desain
pasangan subjek postes secara random
Desain ini menggunakan random pasangan untuk pemilihan
kedua kelompok subjek sekaligus.
Desainnya sebagai berikut;
Kelompok
|
Perlakuan
|
Postes
|
|
Eksperimen
|
X
|
O2
|
|
(MR)
|
Kontrol
|
-
|
O2
|
4.3. Desain pretes-postes kelompok kontrol subjek random
Desain ini
menggunakan randomisasi pemilihan subjek serta menggunakan pretes dan postes.
Berikut ini desainnya;
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
|
(R)
|
Eksperimen
|
O1
|
X
|
O2
|
(R)
|
Kontrol
|
O1
|
-
|
O2
|
4.4.
Desain tiga kelompok Salomon
Desain ini merupakan desain yang menggunakan pretes,
postes, pemilihan secara acak, dan melibatkan tiga kelompok dengan dua kelompok
kontrol.
Desainnya adalah sebagai berikut:
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
|
(R)
|
Eksperimen
|
O1
|
X
|
O2
|
(R)
|
Kontrol 1
|
O1
|
-
|
O2
|
(R)
|
Kontrol 2
|
-
|
X
|
O2
|
4.5. Desain empat
kelompok Salomon
Desain empat
kelompok Salomon hampir sama dengan desain tiga kelompok Salomon hanya saja
melibatkan empat kelompok.
Desainnya
adalah sebagai berikut;
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
|
(R)
|
Eksperimen
|
O1
|
X
|
O2
|
(R)
|
Kontrol 1
|
O1
|
-
|
O2
|
(R)
|
Kontrol 2
|
-
|
X
|
O2
|
(R)
|
Kontrol 3
|
-
|
-
|
O2
|
4.6.
Desain faktorial sederhana
Pada desain
ini menyesuaikan dengan keberadaan faktor lain yaitu faktor level sehingga
bentuknya adalah desain faktorial.
Desainnya
adalah sebagai berikut;
Variabel
Atribut
|
Variabel
Eksperimen
|
|
Perlakuan
A
|
Perlakuan
B
|
|
Level 1
|
Sel 1
|
Sel 3
|
Level 2
|
Sel 2
|
Sel 4
|
5.
Desain quasi eksperimen (desain
eksperimen semu)
Model desain
ini merupakan salah satu desain eksperimen satu variabel. Jenis desain ini
meliputi
5.1
Desain kelompok kontrol tidak ekuivalen
Desain model
ini sangat cocok jika peneliti memerlukan subjek penelitian yang sesuai dengan
kondisi dan tatanan yang sudah permanen.
Desainnya meliputi:
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
Eksperimen
|
O1
|
X
|
O2
|
Kontrol
|
O1
|
-
|
O2
|
atau dapat juga menggunakan:
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
Eksperimen
|
O1
|
X1
|
O2
|
Kontrol
|
O1
|
X2
|
O2
|
5.2
Desain deret waktu
Desain ini
melakukan pretes dan postes berkali-kali. Desainnya sebagai berikut;
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
Eksperimen
|
O11
O12 O13
|
X1
|
O21
O22 O23
|
5.3
Desain deret waktu dengan kelompok
kontrol
Pada desain
ini merupakan desain yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dan hasil yang didapatkan lebih menyakinkan daripada
desain pretes-postes satu kelompok. Jika hasil pretes dan postes pertama,
kedua, ketiga, dan seterusnya sama atau skor postes lebih baik daripada skor
pretes hendaknya menggunakan desain model ini. Desainnya sebagai berikut;
Kelompok
|
Pretes
|
Perlakuan
|
Postes
|
Eksperimen
|
O11
O12 O13
|
X1
|
O21
O22 O23
|
Kontrol
|
O11
O12 O13
|
X2
|
O21
O22 O23
|
5.4
Desain kontrabalans minimal
Desain
kontrabalans minimal melibatkan dua kelompok yang memperoleh perlakuan yang
sama dengan urutan memperoleh perlakuan yang berbeda sehingga jumlah perlakuan
dan jumlah kelompok harus sama.Berikut ini ditampilkan desain kontrabalans
dengan dua kelompok dan tiga kelompok:
a.
Desain
kontrabalans dua kelompok
Perlakuan
|
Postes
|
Perlakuan
|
Postes
|
X1
|
O
|
X1
|
O
|
X2
|
O
|
X2
|
O
|
b.
Desain
kontrabalans tiga kelompok
Perlakuan
|
Postes
|
Perlakuan
|
Postes
|
Perlakuan
|
Postes
|
X1
|
O
|
X2
|
O
|
X3
|
O
|
X2
|
O
|
X3
|
O
|
X1
|
O
|
X3
|
O
|
X2
|
O
|
X1
|
O
|
b. Desain
Dengan Dua Variabel Bebas Atau Lebih
Desain
dengan dua variabel bebas atau lebih digunakan Jika variabel bebas yang akan
dijadikan sebagai perlakuan masih harus ditinjau lagi dari aspek lain sehingga
desainnya akan menjadi desain faktorial. Tipe desain faktorial sangat
bergantung pada jumlah variabel aspek tambahannya. Misalnya; jika peneliti merasa
belum cukup hanya meneliti perbedaan dua metode mengajar, dan ingin meninjau
masing-masing metode mengajar dilihat dari level sekolah yaitu tinggi, sedang,
dan rendah, desainnya menjadi desain faktorial 2 X 3. Di sini ada enam jenis
kondisi, yaitu metode A untuk siswa sekolah level rendah, sedang, dan tinggi
kemudian metode B untuk siswa sekolah level rendah, sedang, dan tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian eksperimental merupakan
metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan
kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimtal peneliti memanipulasi paling
sedikit satu variable, mengontrol variable lain yang relevan, dan mengobservasi
efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variable terikat. Peneliti menentukan
“siapa memperoleh apa”, kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlaakuan
mana. Penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang didalamnya melibatkan
manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai dengan upaya control
yang ketat terhadap factor-faktor luar, serta melibatkan subjek pembanding.
Finstrbusch dan
Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin (2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok
dikaji yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen
yaitu : variabel
kriteria, perlakuan, desain, instrumen dan monitoring atau kontrol.
Menurut
Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010,
beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental
design, true experimental design, dan quasy experimental
design.
B. Saran
Setelah
mengetahui desain penelitian eksperimen, komponen-kompenen dan model-model
penelitian, hendaknya peneliti mampu melakukan penelitian dengan baik dan
sistematis. Serta peneliti bisa menggunakan model desain yang tepat dalam
melakukan penelitian eksperimen.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,Zaenal.2009.Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya:
Lentera Cendikia
Yulianto,Joko.2011. http://pascaunesa2011.blogspot.com/2011/11/desain-penelitian-eksperimen.html (diakses 27
April 2014)
Ulfah, Siti.2013. http://penelitiandesain.blogspot.com/2013/03/desain-penelitian-eksperimen.html
(Diakses 28 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar